- Menombak korban -
Beberapa sumber keliru melacak asal-usul vampir pada seorang pangeran Romania, Vlad Tepes (1431-1476), yang berjuang untuk kemerdekaan dari Kekaisaran Ottoman. Walau bisa dibilang caranya sangat brutal dan sadis (contohnya ia membunuh musuh-musuhnya dengan menusukkan tombak sedikit demi sedikit, menarik keluar isi perut mereka, memotong-motong badan mereka, membakar mereka, dan sebagainya), hal-hal tersebut memang lazim semasa perang di zaman itu.Teknik-teknik yang sama juga dipakai oleh Gereja Katolik dan para penguasa lainnya di abad pertengahan untuk menyiksa dan membunuh musuh.
Tepes memang juga memengaruhi gambaran fiksi dari vampir masa kini, akan tetapi vampir sesungguhnya memiliki asal yang berbeda. Dari segi kebudayaan, vampir adalah suatu fenomena yang muncul di seluruh dunia. Menurut pakar antropologi Paul Barber yang merupakan pengarang buku Vampire, Burial, and Death (vampir, pemakaman, dan kematian), hampir semua kultur memiliki cerita versi lokal yang mirip legenda vampir, dan menurutnya semua cerita tersebut "memiliki kemiripan yang mengejutkan dengan vampr Eropa"
Kepercayaan akan adanya vampir berasal dari takhayul dan asumsi yang keliru tentang pembusukan setelah kematian.Catatan penemuan pertama tentang vampir tersebar di Eropa pada abad pertengahan. Cerita-cerita itu semua mengikuti pola yang sama: suatu kenaasan menimpa seseorang, suatu keluarga, atau suatu kota, mungkin karena paceklik yang merusak panen, atau tersebarnya wabah.
Di masa itu, ilmu pengetahuan belum bisa menjelaskan pola cuaca dan teori kuman. Jadi, kesialan apa pun yang tak jelas penyebabnya bisa disalahkan pada vampir. Vampir merupakan jawaban mudah untuk menjelaskan mengapa dari dulu hal buruk bisa terjadi pada orang yang baik.

Tengkorak yang mulutnya disumpal batu bata merupakan bukti pengusiran vampir pada abad pertengahan
0 komentar:
Posting Komentar